Langsung ke konten utama

Harmony

Ada seseorang yang bilang bahwa, "Bagian tersulit dari hidup adalah bertahan dalam kerendahan hati, ialah ketika alam memberimu belati tapi kau tetap tak ingin menyakiti." Memang seringkali kita mengabaikan nurani kita dalam berbuat, kerapkali kita mengutamakan ego kita ketika akan bertindak. Sebagian besar orang merasa kurang puas dengan apa yang ia miliki sekarang, jadi mereka melakukan hal apapun yang mereka inginkan meskipun itu dengan cara-cara yang jahat. Padahal jika saja kita mau bertahan dalam kerendahan hati untuk tidak saling menyakiti walaupun dalam keadaan yang genting sekalipun, dan lebih memilih menyerahkan semua kepada Tuhan, serta melakukan beberapa hal positif, maka keharmonisan dapat mereka capai.

Untuk mencapai keharmonisan dalam hidup ini pun juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain kita harus berserah diri kepada Tuhan, kita juga mesti melakukan beberapa hal seperti ikhlas dan bersyukur menerima semua hal yang sudah kita raih. Untuk bisa ikhlas dan bersyukur atas apa yang sudah kita miliki pun memang sangat-sangatlah berat. Pasti ada rasa kurang puas dalam diri kita. Karena menurutku, pada dasarnya setiap manusia mempunyai sifat serakah. Sebab Tuhan mentakdirkan kita untuk memiliki akal serta hawa nafsu, dan hawa nafsu itulah yang kerapkali kita susah untuk mengontrolnya. Namun, bila kita dapat mengatur apa yang telah Tuhan berikan dengan bijak, maka itu akan berdampak baik pada kita dan orang di sekeliling kita pula.

Bila kita ingin diperlakukan dengan baik, perlakukan semua orang dengan baik pula. Saat disakiti seseorang pasti kita akan merasakan sakit, entah itu sakit raga ataupun hati, lalu mengapa kadangkala kita masih berbuat sedemikian rupa kepada orang lain? Baiknya, jika ada orang yang berlaku tidak baik kepada kita adalah membuktikan bahwa hidup akan lebih baik lagi tanpa orang tersebut.

Apabila kita tidak memiliki apa yang kita sukai, maka syukurilah apa yang kita miliki. Boleh jadi yang kita miliki sangat sulit didapat oleh orang lain. Serta selalu persiapkan diri kita untuk kemungkinan terburuk karena acapkali rencana-rencana indah kita, kalah dengan apa yang Tuhan rasa yang terbaik, dan kita harus terima dan jalani itu semua layaknya matahari yang akan terus menempuh pagi dan senja meski ia tak ingin.

Love & Peace

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Unbiological Family

Secara intuitif dan psikologis orang yang mempunyai hubungan emosional dengan kita, orang yang memiliki solidaritas tinggi, dan orang yang tak pernah membeda-bedakan kita dengan yang lainnya. Ialah pengertian sahabat menurut Indra Frimawan (stand up comedian). Benar. Lalu bagaimana dengan teman? Apakah sahabat dengan teman itu berbeda? Memang apa bedanya antara sahabat dengan teman itu sendiri? Kurang lebih satu setengah dekade yang lalu aku masuk ke dalam lingkungan yang baru karena Orang tuaku memutuskan untuk menyekolahkanku di sekolah daerah tempat tinggal asal dari Bapakku ketika aku akan memasuki bangku sekolah dasar. Sebelumnya aku menempa ilmu di TK di daerah asal ibuku. Disana, tak ada yang tahu, dan mengenalku kecuali sepupuku yang memang seangkatan denganku pada waktu itu. Berbeda dengan yang lain mereka sudah nampak akrab satu dengan yang lainnya, disini aku masih sendirian di tengah keramaian kelas, dan nampak canggung untuk berbaur dengan yang lainnya. ...

My Everything

Lebih dari dua dekade Bapak dan Ibu membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih. Aku rindu kala dulu tiap pagi Ibu selalu memandikanku dengan belaian tangan lembutnya. Aku juga senang digendong Bapak hingga tertidur pulas karena dipeluknya aku merasa aman dan nyaman. Namun aku akan malu bila kulakukan hal-hal seperti itu lagi saat ini. Aku teringat cerewetnya Ibu ketika aku tak bisa menjaga kesehatanku, "Bukannya di rumah malah hujan-hujanan!" "Kalo masih jajan sembarangan, besok gak bakal Ibu beri uang saku!" "Kalo makan itu dihabisin, makan aja males! Nanti kalau udah sakit baru tau rasa!" Tapi kini aku tahu, dibalik marahnya, Ibu begitu peduli dengan kesehatanku. Bahkan tak jarang ketika aku sakit, Ibu menitikkan air mata seolah ingin menyerap rasa sakit yang kurasakan pada waktu itu. Begitu pula saat Bapak marah dan membentakku dengan emosional, "Enggak usah pulang, main terus sana!" "Besok baju-bajumu ambil semua, terus bawa ke ru...